Bentrokan Antar Kampung di Ambon dan MTB

Written By Ambononline.com on Jumat, 01 Juli 2011 | 22.59

Ambon,  Insiden pertikaian antar pemuda Batu Gantung, Kampung Ganemo dan Batu Gantung Dalam (Bagada)Lorong Pasar Tagalaya kembali terjadi.

Insiden ini merupakan konflik yang kesekian kalinya terjadi antar dua daerah bertetangga itu tepatnya, di Jalan dokter Siwabessy, Selasa (28/6). Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, dan polisi telah menetapkan dua tersangka. Peristiwa ini berawal saat Markus, pemuda Bagada sedang menyantap makan siangnya di RM “Ayah”, Batu Gantung. Setelah selesai makan, Markus kemudian dihampiri enam orang tak dikenal (OTK) yang diduga warga Kampong Ganemo. Markus langsung dikeroyok enam pemuda itu. Markus langsung melarikan diri. Markus yang sempat lolos dari komplotan itu, menyampaikan insiden tersebut kepada rekan-rekannya yang tak jauh dari tempat kejadian. Belum merespon apa yang disampaikan Markus, datang sekelompok pemuda Kampong Ganemo melakukan penyerangan ke Bagada. Mereka langsung merusaki dua unit Sepeda Motor yang berada di TKP. Kelompok pemuda ini juga sempat menggunakan alat tajam berupa parang dan besi. Melihat tingkah anarkis itu, pemuda pemuda Bagada (Lorong Tagalaya) marah dan langsung membalas dengan lemparan batu untuk membubarkan masa Batu Gantung Ganemo. Masyarakat yang berada pada TKP sempat panik dan melarikan diri, orang tua yang sedang berjualan pada pasar Tagalaya juga berteriak dan coba melerai kedua kelompok. Tak lama kemudian, petugas Kepolisian resort (polres) Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease tiba di lokasi kejadian dan langsung mengamankan situasi. Setelah itu keadaan mulai kondusif, namun masih terlihat konsentrasi massa dari kedua belah pihak. Pihak kepolisian unit Buser Polres sempat melakukan pengejaran terhadap pelaku pengrusakan dua unit sepeda motor. Mereka yang melakukan pengrusakan itu berjumlah tiga orang diantaranya LR dan VK, satu tersangka hingga kini masih dalam pengejaran pihak intelejen polres Ambon. Atas kejadian tersebut dua unit sepeda motor mengalami kerusakan, yakni Honda Revo Nomor Polisi DE 6269 AP milik Abraham Tuhupary dan Suzuki Smash Nomor polisi DE 4838 AC milik Marchel Pattipeilohy. Saat ini dua kendaraan roda dua tersebut sedang diamankan di Mapolres Ambon. Warga Ridol-Lelingluan Bentrok Sementara itu, warga Desa Ridol dan Lelingluan, Tanimbar Utara MTB terlibat bentrok massal, Selasa (28/6) sekitar pukul 17.00 WIT. Akibatnya, belasan warga Lelingluan dan Ridol luka-luka akibat tawuran yang terjadi secara masal. Informasi yang diterima Koran ini menyebutkan kalau perkelahian massal ini berawal dari pertandingan bola Volly antara dua desa di kompleks Polsek Larat. Karena pertandingan makin seru, supporter kedua pendukung saling ejek dan kemudian terlibat bentrok. Saling kejar dan lempar antar dua desa terjadi tanpa bisa dicegat oleh aparat kepolisian di ibukota Kecamatan Tanut ini. Akibatnya, sejumlah warga Lelingluan luka-luka terkena lemparan batu, sementara satu warga Ridol babak belur dikeroyok massa. Kejadian ini masih berlanjut pada Selasa malam. Kali ini bukan saja para suporter namun sudah melibatkan warga kedua desa bertetangga ini. Mereka saling mengawasi, bahkan terlihat warga kedua desa berjaga-jaga dengan menenteng senjata tajam dan anak panah (busur). Celakanya lagi, dua desa tetangga masing-masing Ridol dan Watidal sudah bergabung dengan warga Ridol dan berhadap-hadapan dengan warga Desa Lelingluan. Sayangnya, terhadap kejadian ini, Polsek Tanimbar Utara dinilai tidak berdaya dan sampai kemarin belum bisa mengambil langkah-langkah apalagi menangkap para pelaku tawuran. Atas persoalan ini, Perhimpunan Mahasiswa Pemuda Yamdena Ulun (Permadayu) menyerukan agar Polres MTB segera mengabil langkah hukum di lapangan. ‘’Kami minta hal ini segera dituntaskan oleh Polres MTB, karena Polsek Tanut praktis tidak bisa mengambil langkah. Apalagi warga sudah berjaga-jaga dengan menyandang senjata tajam,’’ tandas Ketua Dewan Kehormatan Permadayu, Lodwyk Wessy ketika menghubungi Koran ini, kemarin. Dia menyebutkan, persoalan ini harus segera diselesaikan karena dikuatirkan akan mengganggu pentahapan pilkada di MTB. ‘’Selain mengganggu stabilitas keamanan, kondisi ini juga dapat mengganggu stabilitas keamanan disana. Kami minta aparat Polres MTB segera mengambil sikap tegas sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang lebih vatal,’’ ingatnya.

0 komentar:

Berita Lain