Kairoty: Sekolah Jangan Bebankan Orang Tua

Written By Ambononline.com on Jumat, 10 Juni 2011 | 11.03

Ambon - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Maluku, Salim Kairoty berharap kedepan pihak sekolah tidak lagi membebankan para orang tua murid dengan biaya yang terlalu membebani mereka pada saat penerimaan murid baru nanti, sehingga para orang tua juga tidak resah.

Pasalnya, memasuki tahun ajaran baru biasanya menjadi trand di mata orang tua bahwa akan ada pungutan-pungutan dari pihak sekolah terhadap orang tua murid yang anaknya akan masuk sekolah pada jenjang yang baru, di mana pungutan-pungutan tersebut selalu meresahkan para orang tua.

"Sepertia biasanya tiap tahunnya itu ada keluhan-keluhan orang tua terhadap biaya masuk sekolah, padahal sudah ada dana BOS di sana, di SD- SMA sehingga itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk tidak lagi memungut biaya yang sangat memberatkan," kata Kairoty kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Rabu (8/6).

Olehnya itu, kata dia, dana BOS yang diberikan ke sekolah-sekolah itu harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk operasional sekolah, karena mekanismenya harus diatur sebaik mungkin, sehingga tak ada lagi pungutan yang memberatkan orang tua.

"Di mana proses itu ada Komite Sekolah dan dinas kabupaten/kota untuk melakukan pemantauan agar jangan lagi anak-anak dan orang tua terbebani karena tidak mempunyai biaya masuk sekolah dan tidak sekolah. Apalagi, kita sudah berada pada wajib dikdas sembilan tahun, dan wajib belajar 12 tahun," ujarnya.

Namun begitu, tambah Kairoty, soal pungutan, biasanya diatur oleh kabupaten/kota setempat untuk masalah-masalah biaya masuk, tetapi jangan sampai karena masalah pungutan dan anak-anak tidak sekolah diharapkan jangan lagi memberatkan biaya yang berat, sehingga anak-anak tidak dapat masuk sekolah.

Selain masalah pungutan, Kairoty pun berharap agar setiap sekolah bisa berlaku tegas dan adil sebagaimana pembagian rayonisasi penerimaan siswa baru yang telah ditetapkan.

"Untuk rayonisasi harus terus diawasi agar tidak lagi menjadi penumpukan-penumpukan pada sekolah-sekolah tertentu, apalagi setiap sekolah ini kan diberlakukan kurikulum yang sama, sehingga tak ada lagi dikatakan ada yang memberlakukan kurikulum baru dan lama," pintanya. (S-35)

0 komentar:

Berita Lain